4 Cara Belajar Kesalahan Dalam Mengelola Portofolio Investasi Saham – Dikala penghujung akhir tahun 2017, aku mengawali suatu side project bersama salah satu rekan buat mengawali membuat bidang usaha cocok dengan latar belakang yang aku punya dikala sedang bertugas di salah satu surat berharga deposito kala itu yang membagikan sebagian pelajaran kekeliruan dalam mengatur pemodalan saham.
Side project itu aku kasih julukan DF Investama. Dini kali diawali aku berupaya menuliskannya di web ini serta dapat kalian baca disini
Mengawali side project ini searah dengan angan- angan durasi itu mau jadi“ fund manager”. Pasti saja, aku dengan antusias 45 yang bergelora serta optimis jika pemodalan saham itu gampang amat sangat asal adem tentu bisa profit besar.
Bersamaan berjalannya durasi awal mulanya rekan aku cuma seseorang, lalu meningkat sampai sebesar 6 orang. Sistemnya esok untuk hasil profit bersama rekan. Menarik kan?
Dengan optimis aku berasumsi“ ah mudah amat sangat betul pemodalan saham cuma tentu profit”. kemudian mulai berupaya buat membeli saham- saham yang bagi analisa aku hendak hadapi ekskalasi.
Terdapat sebagian saham yang telah hadapi ekskalasi dalam sebagian minggu kemudian aku jual buat mewujudkan profit semacam Waskita Buatan( WSKT) dekat 10%.
Berjalan kurang lebih 2 tahun kesimpulannya side project itu diakhiri dengan hasil yang puntung. Pada umumnya tiap rekan wajib menanggung loss pemodalan mereka dekat 25%. Bukan nominal yang kecil pastinya.
Profit saja, para rekan ini telah memahami aku serta memandang langsung portofolio pemodalan yang betul- betul puntung serta kesimpulannya tidak terdapat yang menuntut.
Cuma saja, ini jadi track record yang lumayan kurang baik untuk aku sebab tidak betul- betul mengatur pemodalan dengan amat bagus.
Dari mari aku lumayan banyak ambil pelajaran dari kesalahan- kesalahan yang terjalin sepanjang 2 tahun terakhir spesialnya dalam pemodalan saham.
Apa saja itu?
1. Making decision yang amat buruk
Pemodalan saham tidak hanya gimana dapat bisa cuan paling- paling tetapi wajib betul- betul mengerti alibi buy, sell serta hold dalam tiap ketetapan.
Dari tiap alibi itu wajib dilandasi oleh alibi dari hasil“ analisa” yang dicoba diri sendiri. Sayangnya dikala itu aku pula sedang ngawur. Kala membeli serta menjual lebih banyak dilandasi oleh“ rumor”.
Sementara itu, kala suatu ketetapan dilandasi oleh alibi yang kokoh hingga apapun hasil pemodalan saham tidak hendak membuat kamu betul- betul puntung yang terdapat justru bisa pengalaman terkini.
Rumor yang kerap tersebar di tim sosial alat memanglah tidak dapat jadi alas penting. Gawatnya aku luang yakin itu yang berakhir pada portofolio bener- bener turun leluasa serta kesimpulannya tidak sempat dapat kembali lagi.
2. Timing buy serta sell itu penting
Sedang menyambung pada penjelasan kekeliruan yang awal. Dampak aku merasa sangat yakin diri cuma dalam berlatih satu analisa saja membuat ketetapan sedang banyak minusnya.
sementara itu berlatih analisa teknikal itu butuh amat sangat buat menyudahi di harga berapa kita ingin buy, hold ataupun sell.
Tampaknya tidak aku jual serta watak“ greedy” aku mau lalu hold sebab yakin harga saham MEDC hendak lalu naik lagi apalagi sampai 2. 000.
Kenyataannya? Harga saham MEDC dikala ini di harga 460 serta tidak sempat kembali lagi. Kehabisan kemampuan profit 60% cuma dalam sebagian hari sebab watak lahap serta tidak ingin mengerti mengenai analisa teknikal jadi suatu kombo jitu buat membagikan pelajaran bernilai.
3. Cash is The King
Sempat mengikuti sebutan cash is the king? bisa jadi sebutan ini tidak asing untuk beberapa orang yang telah turun dalam bumi pemodalan. Inti dari sebutan itu merupakan dikala memiliki duit cash dalam jumlah besar merupakan raja.
Terlebih dengan situasi perekonomian garis besar yang tidak normal semacam dikala ini. Angin lalu darurat mulai terus menjadi beruntun dampak virus covid- 19 yang sampai hari ini belum ditemui vaksin yang membuat bumi bidang usaha tersendat.
4. Dorongan yang hilang
Dari sebagian pemicu yang udah aku uraikan diatas bisa jadi ini merupakan yang sangat penting. Di tengah jalur aku hadapi kehabisan dorongan serta antusias buat meneruskan side project yang telah aku bangun ini. Alhasil portofolio juga terus menjadi berhamburan serta tidak terawat serupa sekali.
Salah satu faktornya merupakan antusias aku mengejar angan- angan di pasar modal terus menjadi memudar.
Terdapat sebagian perihal yang menimbulkan itu terjalin salah satunya aku mulai merasa pasar modal bukan jalur yang wajib aku tempuh kala itu. Namun aku salah. Sementara itu berkecimpung di pasar modal jadi salah satu yang aku impi- impikan semenjak sedang kuliah.